masukkan script iklan disini
trilokanews.com - Jakarta - Suara lantang anti-korupsi kembali bergema di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (17/03).
Aliansi Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (AMAKI) Kabupaten Situbondo menggelar aksi demonstrasi damai, menuntut KPK untuk segera mengusut tuntas dugaan penyalahgunaan dana kegiatan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) Pokmas Srikandi Situbondo senilai Rp 1,2 miliar.
Kasus ini diduga melibatkan tiga tokoh politik berpengaruh di Situbondo, yaitu seorang anggota DPRD Jatim yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PPP Situbondo, Bendahara DPC PPP yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Situbondo, serta seorang staf Kantor DPC PPP.
Dipimpin oleh Koordinator AMAKI, Lukman Hakim, S.H., aksi ini dihadiri oleh puluhan massa yang membawa sejumlah tuntutan, antara lain:
* Mendesak KPK untuk segera mengusut tuntas dugaan korupsi yang menyeret ketiga terduga pelaku.
* Meminta penyelidikan mendalam atas dana Rp 1.261.460.000,00 dalam Program Swakelola Type IV yang diduga dikorupsi tanpa realisasi kegiatan.
* Menuntut penetapan status tersangka, penangkapan, penahanan, dan proses hukum terhadap mereka yang terlibat.
* Mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar di Jakarta dan Situbondo jika kasus ini tidak ditindaklanjuti.
Bukti Kuat dan Keterlibatan Tanpa Sepengetahuan:
Lukman Hakim mengungkapkan bahwa pelapor, Yessi Rahmatilla, memiliki bukti kuat berupa percakapan WhatsApp pada 25 Februari 2024. Dalam percakapan tersebut, anggota DPRD Jatim yang menjadi Terlapor 1 menegur Yessi dengan nada tinggi terkait dana kegiatan Wasbang.
"Percakapan itu mengejutkan kami! Kami baru sadar bahwa telah dilibatkan dalam skema yang melanggar hukum tanpa sepengetahuan kami," tegas Lukman.
Respon KPK dan Janji Pengawalan:
Aksi AMAKI diterima oleh pihak KPK, yang menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti laporan tersebut sesuai dengan mekanisme yang berlaku. AMAKI berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Dulu, ketika Karna Suswandi dan Eko Prionggo ditangkap KPK, kami bersyukur. Tapi bagaimana dengan kasus ini? Apakah KPK berani tegas atau justru tebang pilih?" ujar Lukman, menyoroti pentingnya keadilan yang setara.
Publik kini menanti langkah konkret dari KPK. Apakah kasus ini akan menjadi awal dari terbongkarnya skandal besar di Situbondo, atau justru menguap tanpa kejelasan? AMAKI menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika keadilan diabaikan. (Sony)