masukkan script iklan disini
trilokanews.com - Kabupaten Bekasi, - Udin Khoirudin (55), warga Kampung Lemah Abang, RT 001/006, Desa Karangmukti, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, menghadapi penderitaan yang luar biasa. Sudah hampir tiga tahun Udin terbaring lemah akibat stroke yang dideritanya. Namun, derita itu belum berakhir kondisi rumahnya yang nyaris roboh dengan atap ambruk dan tembok retak menambah luka dalam kisah Jumat 31 Januari 2025.
Kondisi rumah yang tidak layak huni ini menjadi ancaman nyata bagi keselamatan Udin dan keluarganya. Mereka hidup di tengah bayang-bayang bahaya, tanpa jaminan kapan atap yang rapuh itu bisa runtuh sepenuhnya. Ironisnya, hingga kini belum ada bantuan konkret dari Pemerintah Desa Karangmukti, meskipun ada anggaran desa yang cukup besar untuk penanganan keadaan darurat.
Ketua DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya, N. Rudiansyah, yang melakukan kunjungan langsung ke kediaman Udin pada Jumat (31/1/2025), tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menyampaikan rasa prihatin mendalam terhadap penderitaan keluarga ini, sembari menyoroti minimnya perhatian dari pemerintah desa.
“Sangat disayangkan, hingga saat ini keluarga Pak Udin belum menerima bantuan apapun dari Pemerintah Desa Karangmukti. Padahal ada dana desa yang bisa digunakan untuk program kesehatan dan penanggulangan darurat. Apa lagi yang ditunggu?” ujar Rudiansyah dengan nada geram.
Rudiansyah menegaskan bahwa anggaran Dana Desa Karangmukti tahun 2024 mencakup program kesehatan seperti Pos Kesehatan Desa (PKD) dan pengadaan obat-obatan. “Dana itu seharusnya bisa dialokasikan untuk membantu warga seperti Pak Udin yang jelas-jelas membutuhkan. Namun, faktanya? Tidak ada tindakan nyata.” tambahnya.
Lebih dari Sekadar Bantuan, Ini Tentang Kemanusiaan
Tidak hanya menuntut perhatian dari pemerintah desa, Rudiansyah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turun tangan. “Kita semua punya tanggung jawab sosial. Jangan hanya menunggu pemerintah bergerak. Masyarakat, dermawan, dan komunitas sosial bisa membantu, baik untuk biaya pengobatan maupun perbaikan rumah,” serunya.
Kondisi Udin Khoirudin bukan hanya soal kemiskinan atau ketidakmampuan, tetapi juga cerminan dari bagaimana sistem sosial dan pemerintah kadang abai terhadap warganya yang paling rentan. Bantuan kecil sekalipun bisa menjadi harapan besar bagi keluarga ini. (Redaksi)