masukkan script iklan disini
trilokanews.com - Situbondo, Persaingan bisnis untuk menjadi pengusaha di sektor kelautan dan pertambangan antara Indonesia dan Republik Sosial Vietnam kini semakin ketat. Mengingat, sektor pertambangan makin dilirik sejumlah negara di dunia.
"Republik sosialis Vietnam, merintis budidaya lobster sejak tahun 1992, sehingga merajai dunia dengan hasil budidaya mencapai miliaran ekor per tahun," kata HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, pengusaha muda asal Situbondo, Rabu (25/9/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam melakukan budidaya lobster, Republik sosialis Vietnam, memanfaatkan hasil riset dari sejumlah perguruan tinggi, dan memanfaatkan sumber daya alam yang cerdik.
"Di tiga provinsi utama Phu Yen, Khanh Hoa, dan Ninh Thuan Vietnam berhasil mengembangkan budidaya lobster dengan efektif, termasuk di teluk yang airnya tenang dan asin, jauh dari aliran air tawar yang bisa merusak budidaya lobster," imbuh Jhi Lilur.
Selain itu, pihaknya menegaskan, meski Indonesia kaya dengan benih lobster. Namun, Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan Negara Vietnam. Sebab, Budidaya terbesar di Indonesia hanya ada di Lombok Timur, dengan 200.000 ekor, jauh dari Vietnam yang bisa mencapai miliaran ekor yang dibudidayakan.
"Namun, jangan salah tafsir bahwa Vietnam sangat bergantung pada benih lobster dari Indonesia. Ironisnya, larangan ekspor benih lobster dari Indonesia, Vietnam mendapatkannya melalui penyelundupan. Meski begitu, kabar baiknya, mulai Januari 2024, kedua negara sepakat untuk kembali melegalkan perdagangan ini," terangnya.
Menurutnya, Lobster Indonesia, siap melesat mengalahkan Vietnam dalam hal budidaya lobster. Dengan memanfaatkan 567 teluk di 27 provinsi Indonesia, optimis Indonesia akan menjadi raja lobster dunia.
" Salah satu langkah nyatanya yakni pengajuan proposal budidaya di Teluk Rote Ndao, NTT, dan Gugusan Teluk Kangean, Jawa Timur. Langkah ini diambil menjadikan Indonesia Raja Lobster Dunia,"katanya.
Mengingat, Pasar Udang Lobster yang menggoda, pasar terbesar lobster dunia yaitu, Negara China, terutama saat perayaan Tahun Baru China.
" Harga satu ekor lobster bisa mencapai Rp 1,8 juta hingga Rp 4 juta, tergantung beratnya. Bisnis ini jelas sangat menggiurkan," jelasnya.
Selain itu, untuk bisnis Batubara juga sangat menggiurkan. Kalau lobster adalah permata biru laut, maka batubara adalah emas hitam bumi. Vietnam, dengan populasi mencapai 100 juta jiwa, semakin bergantung pada pasokan batubara dari Indonesia.
" Kebutuhan batubara Vietnam mencapai 60 juta metrik ton per tahun, dan sejak 2015, Indonesia menjadi pemasok utama untuk Vietnam Selatan, menggantikan Rusia dan Australia," kaha haji Lilur.
Sebab, dirinya percaya jika Pengusaha Indonesia mampu mengambil 25% dari pasar batubara Vietnam. Sehingga, ia bertekad untuk menjual batubara Indonesia langsung di Vietnam.
"Pertarungan dominasi lobster dan batubara ini merupakan salah satu simbol ambisi kedua negara. Vietnam mungkin unggul dalam jumlah, tetapi Indonesia punya potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dan siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Hanya waktu yang bisa menjawab,"pungkasnya.(Bro)