• Jelajahi

    Copyright © trilokanews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan atas

     


    Supardi Adakan Acara Bimtek Penyuluhan Sosial Keliling, Atasi Persoalan Sosial Maknai Rumah Gadang Penuh Simbol dan Filosofi Kehidupan

    trilokanews
    Rabu, Agustus 21, 2024, 08.40 WIB Last Updated 2024-08-21T01:40:53Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    trilokanews.com - Payakumbuh - Ada banyak simbol makna budaya rumah gadang yang memberi kita daya pikir bagaimana menciptakan kesejahteraan dalam hidup, berkeluarga dan bermasyarakat di ranah minang.

    Hal ini disampaikan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi, SH dalam arahan umum Acara Penyuluhan Sosial Keliling Kota Payakumbuh di Agamjua, Payakumbuh, pada Rabu, (07/08/2024).

    Supardi katakan, adanya rangkiang memberikan simbol penyimpanan hasil panen, untuk kebutuhan keluarga, kaum dan nagari bagaimana hidup itu bermasyarakat.

    “Keberadaan rangkiang telah mewaspadai kita untuk tidak terjadinya kelaparan di kemudian hari. Sebab, dalam rangkiang si tanggung lapa telah disiapkan cadangan padi,” ujarnya.

    Supardi tambahkan. terakhir, pembenihan untuk ditanam setelah panen juga telah disiapkan dengan adanya rangkiang kaciak.

    “Nah, sekarang sebetulnya menurut filosofinya di negeri kita ini tidak mengenal yang namanya gizi buruk, kelaparan, pinjam sini pinjam sana (ngutang) dan lain sebagainya.

    Kelihatanya makna rangkiang tidak lagi menjiwai dan dijiwai oleh masyarakat kita hari ini,” ungkap Supardi.

    Selain itu juga sampaikan di halaman rumah gadang itu juga ada halaman luas, ada kolam dan pohon beringin besar, surau tempat mengaji, yang juga memiliki makna dan isyarat filosofis yang dalam.

    “Jika semua orang minang kembali memakai filosofi rumah gadang, tentunya berbagai kondisi sosial yang mencemaskan kita saat ini tidaklah akan menjadi sulit mencari solusi," jelasnya.

    Supardi ungkapkan persoalan sosial yang amat kritis saat ini di kota Payakumbuh antara lain, tingkat pengangguran, kemiskinan, perceraian dan penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja.

    “Dan pemicu yang paling tinggi mempengaruhi kondisi sosial masyarakat kota Payakumbuh adalah tingginya tingkat pengangguran.

    Karena itu mesti ada upaya nyata mengembangkan potensi sumberdaya manusia secara berkelanjutan.

    Apakah lewat bimtek?, penyuluhan sosial dan pelatihan skill yang diminati. Sehingga aktifitas kreativitas masyarakat akan tumbuh melahirkan produk dan lapangan kerja sendiri,” harapannya.(Maruli)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini