masukkan script iklan disini
trilokanews.com - Bondowoso - Empat ruangan yang terdiri dari tig akelas dan satu ruangan guru di SDN Dawuhan, Kecamatan Tenggarang ambruk pada 25 Desember 2023.
Menanggapi fenomena tersebut, Dinas Pendidikan (Diknas) Bondowoso, menggandeng Dinas Sosial (Dinsos) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) dan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bondowoso menggelar Taruna Siaga Bencana (TAGANA) untuk mengatasi trauma pada siswa, Jum’at (12/01/2024).
Dalam acara tersebut, sebanyak 94 siswa menerima ice breaking dan giat mendongeng. Selain itu, para siswa juga mendapatkan tambahan literasi membaca berupa fasilitas perpustakaan keliling.
“Acara ini merupakan kolaborasi antara Diknas, Dinsos P3AKB dan Dispusib untuk memastikan siswa tidak mengalami trauma atas kejadan yang menimpa sekolah,” ungkap Kabid SD Diknas, Masturi MS.
Selain itu, Maturi juga menghimbau kepada Tenaga Pendidik (Tendik) SDN Dawuhan untuk tidak mengurangi hak belajar siswa.
“Artinya, meskipun keadaan gedung sekolah seperti ini, KBM untuk anak-anak jangan sampai dikurangi. Karena itu hak pendidikan anak,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, Masturi menilai tidak ada siswa yang terindikasi trauma atas musibah yang menimpa.
“Alhamdulillah tidak ada siswa yang merasa trauma, karena saat kejadian ambruknya 3 kelas dan 1 ruang guru itu terjadi saat itu sedang liburan,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Dispusip Kabupaten Bondowoso, Ahmad Syaihu mengatakan, pihaknya memberikan layanan trauma healing berupa kegiatan mendongeng dan layanan perpus keliling.
“Program perpus keliling ini rutin dilakukan setiap tahun. Sekitar 160-180 kali setahun,” ucap Syaihu.
Pada kesempatan ini, Dispusip Kabupaten Bondowoso membawa ribuan eksemplar buku untuk para siswa.
“Kita membawa 1.500 eksemplar dan langsung diserbu oleh anak-anak,” sebutnya.
Plh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah menerangkan, fokus utamanya untuk memastikan kegiatan belajar mengajar di SDN Dawuhan berjalan dengan baik.
“Kita pastikan anak-anak siap mengikuti ujian baik dari kelas 1 sampai kelas 6,” ulas Anis.
Anis menghimbau agar kegiatan trauma healing tidak dilakukan sekali ini saja.
“Tetapi nanti misalnya ada yang sifatnya khusus, ada yang trauma tetap kita lakukan asesmen. Kalau perlu kita fasilitasi dengan psikiater,” papar Anis.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan perpus keliling di SDN Dawuhan guna meningkatkan literasi para siswa.
“Supaya anak-anak semakin luas wawasannya. Setelah mereka membaca buku, nanti guru-guru akan menanyakan apa yang dibaca dan apa inspirasi yang diambil dari buku bacaan itu,” pungkasnya.
Kondisi siswa SDN Dawuhan ini menjadi perhatian publik setelah kisahnya viral, karena berbulan-bulan harus belajar di tempat darurat yakni di perpustakaan dan musala tepatnya sejak Maret 2023. (Min)