• Jelajahi

    Copyright © trilokanews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan atas

     


    Jeritan PS Satu Anak Yang Hidup Di Lokalisasi

    trilokanews
    Senin, Mei 22, 2023, 18.56 WIB Last Updated 2023-05-22T12:02:20Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
     
    SS (42) seorang janda yang menjadi PSK di salah satu lokalisasi di Kecamatan Srono. Document foto Kur

    trilokanews.com - Banyuwangi - Perjuangan seorang ibu untuk menghantarkan anaknya meraih cita-citanya apapun akan dilakukan meski ia harus menjual diri.

    Memang ibu yang satu ini, sudah menutup mata dan telinganya, cemoohan dan ejekan dari tetangganya. Karena himpitan ekonomi, demi anaknya agar mampu meraih cita-citanya ia rela bekerja menjadi Pekerja Seks (PS)

    Ibu itu adalah SS (42) warga Desa Jebung Kidul, Kecamatan Telogosari, Kabupaten Bondowoso biasa dipanggil LA ini berada di salah satu lokalisasi di wilayah Kecamatan Srono, Banyuwangi.

    Dengan mata nanar, sambil menatap atap rumah bordil, LA menceritakan kehidupannya hingga ia menjadi salah satu penghuni lokalisasi ini.

    "Karena faktor ekonomi, saya dengan terpaksa bekerja seperti ini. Semua ini demi masa depan anak saya mas," kata LA sedih. 

    Semenjak suaminya meninggalkan dirinya dan satu anaknya HD (7), kehidupannya semakin terpuruk. Sebelum terjun ke dunia hitam, dirinya pernah bekerja ikut orang, namun gajinya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Jangankan untuk biaya sekolah anaknya yang akan masuk sekolah dasar (SD), untuk kebutuhan sehari-harinya saja sangat kekurangan.

    "Saya sudah tujuh bulan menetap disini. Anak saya juga ada disini dan akan sekolah disekitar lokalisasi ini juga," ujarnya dengan lirih menahan tangisnya.

    "Kegiatan rutin saya, selain menemani tamu, ya ngantar anak saya ngaji," sambungnya.

    Ia mengungkapkan, sejak berpisah dan suaminya menikah lagi, semua kebutuhan anaknya ia tanggung sendiri. Mantan suaminya sudah tidak menghiraukan kebutuhan anaknya.

    "Bapak anak saya ini ke cantol perempuan asal Bali, dia sudah lupa dengan anaknya, jangankan menjenguk, memberi kebutuhan sekolah anaknya sudah tidak peduli, dia sibuk dengan istri barunya," ungkapnya.

    SS mengakui jika pekerjaan yang ia lakukan ini sangat hina, dan sangat tercela. Namun, demi pendidikan anaknya ini, dirinya harus tegar dan berjuang apapun itu pekerjaannya akan dilakukannya. 

    "Siapa yang mau bekerja menjadi Pekerja Seks (PS). Orang yang waras tidak akan sudi bekerja seperti ini. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya dirinya nekat bekerja yang sangat hina ini.
     
    "Sudah tidak ada pilihan lain mas, dengan sangat terpaksa saya melakukan pekerjaan ini, demi perut anak saya, demi pendidikan anak saya, dan biaya hidup orang tua saya," bebernya sembari mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

    Dengan nada terbata-bata menahan tangis, SS kembali bercerita, dulu, anak satu-satunya ini pernah dititipkan di saudaranya yang ada di Bondowoso. Namun hanya bertahan selama 15 karena sakit, dan tidak mau pisah dengan dirinya.

    "Namanya anak mas, gak mau pisah sama ibunya, baru saya tinggal setengah bulan ia langsung jatuh sakit, dengan sangat terpaksa saya ajak hidup dengan saya di area lokalisasi," ujar ibu satu anak ini dengan menundukkan kepalanya.

    Meski dengan bekerja seperti itu, SS mengaku mampu melunasi hutang-hutangnya saat tinggal serumah dengan suaminya dulu, dan saat ini hanya konsentrasi membiayai anaknya sekolah, dan berjuang untuk masa depan anak lelaki satu-satunya itu.

    "Tahun ajaran baru ini, anak saya sudah masuk sekolah, saya harus mempersiapkan segalanya, saya rela bekerja menjadi PS ini karena ingin anak saya sukses, bisa sekolah agar bisa meraih cita-citanya," tandasnya.

    Diakhir ceritanya, SS berharap bisa berumah tangga lagi, dan meninggalkan dunia hitam ini, hidup normal seperti orang lain.

    "Keinginan saya, ingin menikah lagi, menjalani hidup seperti keluarga lainnya, dan mendidik anak saya dengan baik, seperti perempuan pada umumnya," harapnya. (Kur)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini