masukkan script iklan disini
trilokanews.com - CIKARANG BARAT – Bertempat di Primebiz Hotel Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Bekasi mengelar diskusi panel Pengelolaan Air Limbah Domestik (PALD), Air limbah domestic akan bernilai ekonomis jika dikelola dengan optimal. Senin (20/03).
Indra Wahyudi Kabid Ekonomi Pembangunan pada Balitbangda Kabupaten Bekasi Dalam sambutannya menjelaskan, diskusi panel pengelolaan UPT-PALD merupakan agenda prioritas untuk mengembangkan lembaga pengelola air limbah domestik tersebut.
“Ya optimalisasi kinerja sehingga meningkatkan kontribusi terhadap PAD,” ujar Indra Wahyudi.
Bahkan, Indra juga mengungkapkan, research PALD yang dilakukan dengan Univeritas Islam 45 (Unisma) Bekasi menggunakan anggaran non APBD. Dengan begitu, menjadi bukti keseriusan Pemkab Bekasi dalam mengembangkan PALD lebik ekonomis lagi.
“Dengan adanya kajian ini, potensi terkait dengan pengembangan limbah air domestik bisa dikerjakan dengan optimal,” tambahnya. Saat ini, ada sekitar 40 pengusaha yang bergerak dalam pengelolaan limbah air domestik di Kabupaten Bekasi.
Meski begitu, Indra optimis pengelolaan air limbah domestik oleh Pemkab Bekasi masih memiliki potensi yang cukup besar. Misalnya saja, saran Indra, dengan membangun instalasi khusus pengelolaan air limbah tersebut.
“Dengan memiliki instalasi khusus, kita bisa mengembangkan lebih jauh kedepannya, instalasi limbah domestik komunal ketika membangun perumahan baru,” katanya.
Dengan begitu, limbah domestic rumah tangga disatukan di dalam instalasi khusus sehingga tidak perlu membuat septik tank per rumah tangga.
“Limbahnya disatukan di instalasi terpusat tidak per rumah, jadi efisiensi pengelolaan limbahnya, dengan satu saluran bisa mudah dikelola,” ujarnya. Selain itu, pengelolaan limbah domestik terpusat juga memiliki keuntungan yaitu meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan.
Sementara itu, Kepala UPT-PALD Kabupaten Bekasi Timbul Harapan mengatakan volume air limbah domestic ini akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah masyarakat di Kabupaten Bekasi. Apalagi, Kabupaten Bekasi menyandang sebagai wilayah dengan banyak kawasan industri yang berdampak semakin banyaknya pemukiman warga.
“Dampaknya akan semakin banyak juga air limbah domestic, jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak buruh terhadap pencemaran air dan lingkungan. Itu yang kita harus jaga, jangan sampai air tercemar,” katanya. (Mariam)