• Jelajahi

    Copyright © trilokanews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan atas

     


    Agar Dikenal Dunia, Pentingnya Identitas Karya bagi Musisi Lokal

    trilokanews
    Sabtu, Maret 11, 2023, 15.58 WIB Last Updated 2023-03-11T09:07:44Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Agar Dikenal Dunia, Pentingnya Identitas Karya bagi Musisi Lokal


    trilokanews.com - Perkembangan teknologi dan internet saat ini sudah sangat membantu para musisi lokal dalam menghasilkan karya musik. Pasalnya, para musisi bisa menciptakan banyak lagu berkualitas di mana saja, dan membagikannya kepada banyak orang sekaligus.

    Bisa dibilang, teknologi membawa kemudahan bagi semua orang dalam melakukan segala hal. Termasuk berkarya membuat musiknya sendiri, hingga mendistribusikan karya sendiri secara luas tanpa bantuan pihak lain. 

    “Banyaknya anak-anak muda yang bisa menciptakan musik hanya dari kamarnya sendiri. Hebatnya, musik-musik tersebut bisa mencapai jutaan pendengar. Hal ini juga termasuk salah satu semangat independen pada musisi lokal dalam berkarya,” jelas David Tarigan, selaku inisiator iramanusantara.org.

    Pentingnya Identitas bagi Musisi Lokal

    Kemudahan dalam berkarya juga bisa kita lihat dari penggunaan media sosial sebagai salah satu platform dalam menyalurkan karya para musisi lokal yang baru merintis. Sebab, media sosial seakan menjadi “panggung” bagi para musisi lokal untuk membuat karyanya di kenal masyarakat luas.
    Uniknya, popularitas VOB tak melulu soal musik yang di mainkan. Melainkan berkat identitas yang mereka bawa, yaitu seluruh anggota VOB merupakan perempuan berhijab.

    “Narasi yang di tawarkan mereka (VOB) sebenarnya sangat amat menarik di dunia. VOB berasal dari negara yang mayoritas muslim, dan remaja putri berhijab. Tapi, bisa memainkan musik metal,” jelas David Tarigan. 

    David menambahkan, memiliki identitas menjadi faktor penting dalam bersaing di pasar musik internasional. Jadi, tak hanya memikirkan aliran musik: indie-pop, indie-rock, maupun indie-jazz, keunikan para musisi akan semakin menonjol berkat ide permainan musik yang tidak dimiliki negara belahan dunia lainnya.

    Contoh lainnya adalah grup musik eksperimental asal Yogyakarta, Senyawa. Berbeda dengan grup musik lainnya, Senyawa terkenal dengan identitasnya yang “Indonesia banget”, sehingga berpeluang besar untuk lebih mudah dikenal dan populer di pasar internasional. 

    Menggabungkan teriakan khas hardcore dengan instrumen yang dibuat sendiri, dan terinspirasi dari alat-alat musik tradisional. Hal ini menjadi identitas dari Senyawa, sehingga membuat mereka terlihat unik. Tidak heran jika Senyawa menjadi musisi lokal yang langganan manggung di festival musik internasional.

    David pun menambahkan, musik keroncong, dangdut, dan berbagai macam genre musik yang “berbau” Indonesia juga bisa menjadi identitas besar yang membuat industri musik Indonesia dikenal hingga mancanegara. “Kalau di lihat kecenderungan rilisan-rilisan Indonesia yang hadir di industri rekaman internasional itu amat sangat Indonesia (identitasnya),” ungkap David.

    Bahkan, di akhir tahun lalu, karya musisi lokal dirilis ulang oleh label asal Inggris, Soundway Records, dalam album kompilasi Padang Moonrise, yang berisikan lagu tradisional modern dari seluruh Indonesia. Sedangkan sebelumnya, tepatnya pada 2019, karya musisi Indonesia lainnya juga di rilis ulang oleh label Eropa, yakni karya dari Yanti Bersaudara.

    Dengan membawa identitas unik (tidak dimiliki negara lain) dalam setiap karya yang dibuat, menjadi salah satu modal besar bagi para musisi lokal untuk sukses di pasar global. Itu mengapa, sebagai penggemar musik, David Tarigan berharap agar seluruh musisi lokal memiliki identitas musik yang kuat dan terus berkarya menghasilkan yang terbaik.

    “Lakukan apa yang lo suka, dan nikmati seluruh proses menghasilkan karya dan bermusik dengan senang dan tulus,” tutup David Tarigan mengakhiri wawancara.(Red)

    Sumber berita: kemenparekraf.go.id
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini